Merokok vs. Vape: Dua Ancaman Beda Rasa, Sama Bahayanya

   

sc: pixabay

Merokok dan Vape: Apa Bedanya, dan Apa Dampaknya?

Merokok sudah lama dikenal sebagai penyebab berbagai penyakit mematikan, seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren baru yang dianggap lebih "aman", yaitu vape (rokok elektrik). Tapi benarkah vape adalah alternatif yang lebih sehat?

Apa itu Rokok?

Rokok adalah produk tembakau yang dibakar dan menghasilkan asap yang dihirup ke paru-paru. Dalam asap rokok terdapat lebih dari 7.000 bahan kimia, di antaranya nikotin, tar, dan karbon monoksida. Banyak dari bahan kimia ini bersifat karsinogenik, artinya dapat memicu kanker.

Apa itu Vape?

Vape atau rokok elektrik adalah alat yang memanaskan cairan (e-liquid) hingga menguap dan dihirup. Cairan ini biasanya mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perisa. Meskipun tidak menghasilkan asap seperti rokok konvensional, vape tetap mengandung zat adiktif dan partikel berbahaya.

Setiap batang rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya, termasuk nikotin, tar, karbon monoksida, dan zat karsinogenik lainnya yang dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke, dan gangguan paru-paru. Nikotin dalam rokok juga sangat adiktif, membuat perokok sulit berhenti meskipun mereka tahu bahayanya. Selain itu, asap rokok juga membahayakan orang di sekitar karena menjadi perokok pasif yang tetap menghirup racun meski tidak merokok langsung.

Sementara itu, vape atau rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman. Namun, persepsi ini tidak sepenuhnya benar. Meskipun tidak menghasilkan asap, vape tetap mengandung nikotin yang memicu kecanduan, serta bahan kimia seperti propilen glikol, gliserin, dan perisa buatan yang jika dihirup terus-menerus dapat merusak jaringan paru-paru. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan adanya kasus kerusakan paru-paru akut dan gangguan jantung akibat penggunaan vape, terutama jika cairannya tidak standar atau digunakan secara berlebihan. Yang lebih mengkhawatirkan, banyak remaja tergoda mencoba vape karena aroma dan desainnya yang menarik, padahal efek jangka panjangnya terhadap kesehatan belum sepenuhnya diketahui.

Vape tidak bebas risiko. Meski klaim "lebih aman" sering terdengar, penelitian jangka panjang masih terbatas. Beberapa kasus kerusakan paru-paru akut telah dilaporkan akibat penggunaan vape, terutama cairan ilegal atau yang dimodifikasi.

Kesimpulan:

Baik rokok maupun vape adalah produk yang mengandung nikotin dan dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Pilihan terbaik adalah menghindari keduanya. Jangan tertipu oleh kemasan atau aroma yang menarik—bahaya tetap mengintai di balik asap dan uap.