Kenapa Banyak Orang Suka Gorengan? Ini Jawabannya dari Sisi Biologi!

 

sc:pixabay

Gorengan—mulai dari bakwan, tahu isi, tempe mendoan, sampai pisang goreng—selalu punya tempat spesial di hati (dan lidah) orang Indonesia. Tapi, pernahkah kamu bertanya, kenapa sih kita begitu tergoda dengan makanan yang satu ini? Ternyata, jawabannya tak cuma soal rasa, tapi juga berhubungan dengan biologi tubuh kita.

1. Kombinasi Lemak, Garam, dan Karbohidrat = Resep Kecanduan

Secara biologis, otak manusia secara alami menyukai makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat, karena di masa prasejarah, jenis makanan ini sulit didapat dan sangat penting untuk energi. Gorengan punya semuanya:

  • Minyak = Lemak tinggi
  • Tepung dan isiannya = Karbohidrat dan protein
  • Garam = Penguat rasa

Kombinasi ini merangsang sistem reward di otak (terutama dopamin), sehingga makan gorengan terasa sangat memuaskan. Bahkan, bisa membuat kita ingin makan lagi dan lagi!

2. Tekstur Renyah yang Memanjakan Indra

Dari sisi sensorik, tekstur crispy dari gorengan menstimulasi reseptor di lidah dan mulut kita dengan cara yang menyenangkan. Otak manusia sangat suka sensasi tekstur yang bervariasi—itulah sebabnya makanan renyah sering terasa lebih “nagih” dibanding yang lembek.

3. Aroma Menggoda dari Reaksi Maillard

Saat gorengan digoreng, terjadi proses yang disebut reaksi Maillard—reaksi kimia antara asam amino dan gula yang menghasilkan warna coklat keemasan dan aroma khas yang sangat menggoda. Proses ini membuat gorengan punya wangi harum dan rasa gurih yang khas, dan itu bisa langsung memicu rasa lapar hanya dari baunya saja!

4. Kenikmatan Sosial dan Psikologis

Gorengan sering dikaitkan dengan momen santai dan kebersamaan—nongkrong sore, warung kopi, kumpul keluarga, atau camilan sebelum buka puasa. Momen-momen ini menciptakan asosiasi positif secara psikologis, sehingga makan gorengan tidak cuma soal rasa, tapi juga soal kenangan dan kenyamanan emosional.

Jadi, Wajar Saja Kalau Kita Suka Gorengan. Tapi...

Meski lezat, gorengan sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan. Minyak yang dipakai berulang kali bisa mengandung radikal bebas dan senyawa berbahaya. Jadi, nikmati secukupnya, dan imbangi dengan makanan sehat lainnya, ya!